Selasa, 18 April 2017

Jangan Takut Aksi 194, Justru Dalang Aksi 194 yang Sedang Takut Kalah



Aksi 194 yang akan diadakan hari Rabu 19 April 2017 menjadi sebuah aksi penolakan atas tokoh Pak Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur. Aksi yang dilakukan adalah menuntut Pak Ahok untuk turun dari jabatan gubernur.
aksi ini akan dihadiri oleh  warga yang tidak pernah mendengar tentang hasil kerja Pak Ahok dan upaya yang dilakukannya untuk Jakarta. Mereka hanya mendengar dakwah-dakwah dari ulama yang tidak bertanggung jawab dan menggunakan momen pilkada ini untuk mendompleng popularitas mereka.

Begitulah kira-kira apa yang dilakukan oleh dalang dan provokator. Mereka tidak berani berdemo sendiri. Buat apa berpanas-panasan untuk melakukan aksi? Dalang-dalang semacam ini merupakan sekumpulan orang yang memiliki masa lalu yang gelap dan tetap ingin dikubur. Mereka takut jika terbongkar masa lalu mereka, banyak hal yang akan merugikan mereka. Maka mereka menggunakan alat yang paling mutakhir dan paling anarkis, yaitu manusia. Mereka akan memenuhi jalan-jalan sekitaran ibukota Jakarta dan akan melakukan aksi tidak jelas mereka. Tentu hal ini akan menjadi perhatian kita semua.

Untuk aksi 194, tentu warga Jakarta tidak perlu takut, karena ada aparat kepolisian yang sejauh ini netral di dalam urusan Pilkada. Setelah KPU DKI yang terlihat tidak netral, Bawaslu yang terindikasi menindak kebijakan paslon dengan cara tebang pilih, diharapkan aparat kepolisian Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Pak Tito dapat bekerja profesional.
Pendukung Anies yang masih belum mengakui kinerja Ahok juga hampir pasti akan ikut meramaikan aksi 194 yang diadakan nanti. Mengapa? Karena ciri-ciri orang takut adalah menggertak. Mereka yang menggertak sebenarnya mereka yang ketakutan.




Jikalau kita mengetahui ada atlet lempar lembing melempar lembingnya untuk mendapatkan medali emas, pasukan ini tidak akan ragu-ragu untuk melempar batu untuk mendapatkan nasi bungkus dan beberapa lembar uang. Inilah kegagalan kaum bumi datar.

Pasukan pendemo ini memiliki akses untuk melihat olahraga olimpiade melalui siaran di TV (kemungkinan besar MNC TV). Namun mereka tidak pernah memiliki akses untuk sampai ke sana. Maka untuk melampiaskan hasrat melemparnya, mereka melempar batu kepada orang-orang yang selama ini merawat mereka dan menjamin keadilan sosial bagi mereka.

Orang yang gagal paham, tentu akan melihat aksi 194 merupakan aksi yang paling seru dan paling melimpah nasi dan bungkus-bungkusnya. Orang yang mendalangi aksi ini tentu akan memberikan reward yang terbaik kepada mereka. Setelah 100 Miliar habis, masih ada uang yang akan datang dari keluarga “kayu wangi”, untuk mendukung aksi yang dilakukan 19 April 2017 ini.
Lebih berbahaya dari 100 M, uang dari keluarga merupakan uang yang (menurut legenda) tidak akan habis selama 7 keturunan, bahkan untuk puluhan generasi di bawahnya. Jika mereka dapat memenuhi keinginan mereka, tentu dari puluhan generasi, akan menjadi satu dinasti yang paling berbahaya di muka bumi ini.
Ahok itu urusan kecil, urusan besarnya adalah keinginan besar orang-orang lama. Jadi jangan sampai aksi ini menjadi aksi mendorong rezim lama bangkit lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar